Kamis, 29 September 2011

Dunia Tanpa Sekat

         Waktu saya masih SD hingga SMA, saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan bisa chatting, searching, browsing, uploading, downloading, googling, blogging, dan berebagai aktivitas menjelajahi dunia maya lainnya. Tiga puluh tahun lalu istilah-istilah yang behubungan dengan internet itu tak pernah terbayangkan di masa kecil dan masa remaja saya, tetapi sekarang anak-anak SD pun sudah mahir berselancar di depan layar monitor bahkan tanpa pebatas waktu - siang atau malam, pagi atau sore.
          Untuk berkirim kabar dengan kawan atau saudara saya, saya harus menulis kata-kata diatas kertas surat, lalu memasukkan ke dalam amplop, membeli perangko dan mengirimkannya lewat pos, menunggu berhari-hari untuk menerima balasan. Sekarang hanya memainkan jari-jari di tompol keyboard pomputer, dalam beberapa detik semua yang kita tulis sudah sampai di alamat yang kita tuju.
          Dulu, kangen ya tinggal kangen dengan penantian panjang untuk bisa ketemu. Sekarang meskipun kangen tetap kangen, tetepi lewat webcam chatting, kita tidak hanya bisa mendengar suara saja, tetapi kita juga bisa melihat wajah orang yang kita ajak bicara meski perpisah oleh ruang dan jarak ribuan mil jauhnya.
          Apa yang tidak bisa kita lakukan lewat kemajuan teknologi informasi yang luar biasa ini? Membeli suatu barang tak harus datang ke toko untuk melihat seperti apa bentuk, kualitas dan spesifikasinya. Membayar tak harus mengeluarkan uang tunai dari dompet kita. Hampir semua jenis transaksi niaga bisa dilakunan lewat world wide web tanpa kesulitan dan kerumitan yang berarti.
          Semua aktivitas manusia sepertinya telah masuk kedalam kotak pandora yang bernama komputer dengan berbagai variannya.
          Toko buku dan perpustakan bukan lagi tempat satu-satunya untuk menyelam ke dunia ilmu serta kemajuan sain dan teknologi. Siapa pun bisa belajar dengan cepat dan murah dari sumber-sumber pengetahuan yang tak terbatas di internet.
          Anak-anak bermain game tidak lagi di mal atau play station, tetapi lebih banyak di warnet atau di layar monitor komputer di kamarnya masing-masing.
          Begitulah kita hidup di dunia yang tanpa sekat dan tanpa batas.